Jumat, 01 Mei 2015

Realize

Jumat, Mei 01, 2015 Posted by Muhammad Husnul Aziz 2 comments


"Ketika pertemuan menumbuhkan benih cinta"

Apa kau percaya pada cinta pandangan pertama ? Mungkin pertanyaan itu sering di lontarkan oleh beberapa orang, mungkin juga kau punya alasan tersendiri untuk tidak mempercayainya.

Kring… kring…kring… bunyi suara weaker yang tepat berada di meja depan tempat tidur membangunkanku dari tidur lelap semalam. Mataku tertuju pada benda yang bersuara nyaring itu. Segera tangan ku menggapai weker tersebut dan mematikan suara yang menggangu telingaku dan kembali melanjutkan tidur.

Ketika ku ingin melanjutkan tidur kembali, sebuah ketukan pintu terdengar dari pintu kamar ku dan seketika itu pula mataku tertuju pada sebuah weaker yang baru saja ku matikan. 06.00 AM mataku tertuju pada jarum jam weaker yang menunjukan pukul 6 pagi. Segera aku bangkit dari tempat tidur yang nyaman itu dan segera bergegas untuk siap-siap pergi ke sekolah.
-----

“Kamu ini bagaimana sih, katanya mau berangkat lebih pagi ?” Kata mamah ku sambil menyiapkan sarapan untuk ayah ku dan aku di meja makan.

“Iya mah… adit berangkat dulu”

“Kamu gak sarapan ?” Mamah ku menyodorkan sebuah nasi goreng yang masih hangat.

“Gak usah mah, udah mau terlambat nih” Segera aku mencium kedua tangan orang tuaku dan berangkat sekolah.

Namaku Adit, setidaknya kau bisa memanggilku begitu. Aku bukan lahir dari keluarga yang kaya, namun hidupku berkecukupan. Saat ini aku duduk di kelas 3 di sebuah Sekolah Menengah Atas yang cukup favorit di kota ini. Pagi ini tidak biasa dengan pagi-pagi sebelumnya, pagi ini aku harus berangkat lebih awal. Aku berangkat lebih awal karna harus mengejar kereta untuk pergi sekolah. Motor yang biasa aku bawa sedang berada di bengkel, disana lah perasaan malas mulai menghampiri.

----

Perasaan malas makin menjadi, setelah melihat stasiun yang penuh dengan orang-orang yang berdesakan di hadapanku. Mataku mulai menyapu sekeliling stasiun, melihat dimanakah letak penjual tiket. Sebelum menemukan yang kucari, pandanganku terhenti pada suatu titik. Gadis cantik , wajah yang manis dan kulit yang putih degan seragam sekolah sedang memperhatikan sebuah jam yang tergantung di peron stasiun.
Aku langsung membeli tiket untuk segera masuk ke dalam peron stasiun, setibanya di peron aku mulai mencari gadis cantik tersebut. Dia sudah tidak berada di tempat tadi, Mataku mulai menyapu kembali sekeliling peron untuk mencari gadis tersebut. Saat mataku mencari gadis itu, padangan ku terhenti pada seorang anak kecil yang sedang berlari kecil kearah ku dengan membawa sebuah balon di tangannya.

Anak kecil itu tepat berhenti di dekat ku dan mulai menarik tangan seseorang yang berdiri di sebelah ku. Saat itu mataku langsung menoleh kearah seseorang yang di tarik tangan nya oleh anak kecil tersebut.

Seketika dadaku berdebar dengan cepat melihat seseorang yang berdiri di sampingku. Gadis itu tersenyum pada anak kecil tersebut sambil memegang pipinya. Aku hanya bisa terdiam memandang gadis itu yang sedang bermain dengan seorang anak kecil.

“Namanya siapa, sama siapa kesini, mamah nya mana ?” Tanya gadis itu terdengar lembut pada anak kecil yang menghampirinya. Anak itu hanya menunjuk kearah seorang wanita yang sedang duduk di bangku peron. Lalu gadis itu segera menggenggam tangan anak kecil untuk menghampiri orang yang di tunjuk oleh anak itu dan meninggalkan ku sendiri.

Tidak lama setelah itu, kereta pun datang. Semua orang mulai berdesakan untuk memasuki kereta, tak terkecuali dengan gadis itu. Gadis itu pun masuk bersama dengan teman-temannya yang terlihat berseragam sama. Aku langsung segera menuju kereta untuk masuk ke gerbong yang sama dengannya. Namun sayangnya kereta dengan cepat terisi penuh.

Pintu gerbong kereta mulai tertutup memisahkan ku dengan gadis itu, dari jauh ku lihat dia sedang tersenyum dengan manisnya. Tidak ada yang terlihat oleh mataku selain gadis itu, mataku hanya tertuju padanya. Kereta mulai berjalan meninggalkan ku dan memisahkan ku dengan gadis yang namanya pun ku tak tahu. Semuanya itu menjadi rahasia untukku.

"Apakah aku akan bertemu dengan nya lagi ?" Hanya itu yang terlintas di kepalaku saat ini, perlahan dia menghilang dari pandangan ku.


2 komentar: